OPINI - Membangun positivisme bangsa Indonesia di tengah ketidakpastian ekonomi dan ketidakstabilan geopolitik dunia merupakan tantangan yang kompleks, tetapi penting untuk menjaga stabilitas dan kemajuan nasional. Positivisme dalam konteks ini bisa diartikan sebagai sikap optimisme, semangat juang, dan keyakinan bahwa bangsa Indonesia mampu menghadapi tantangan global dengan baik. Berikut adalah elaborasi mengenai pendekatan dan strategi untuk membangun positivisme bangsa di situasi tersebut:
1. Penguatan Identitas Nasional
Indonesia memiliki keberagaman budaya, suku, dan agama yang menjadi sumber kekayaan dan kekuatan bangsa. Di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global, penguatan identitas nasional menjadi penting untuk menciptakan solidaritas dan kebersamaan. Melalui pendidikan, kebijakan kebudayaan, serta upaya memperkuat rasa bangga akan jati diri bangsa, masyarakat Indonesia bisa lebih tangguh dalam menghadapi tantangan eksternal.
Baca juga:
Forkopimda Jatim Dampingi Kunker Presiden RI
|
2. Peningkatan Kapasitas Ekonomi Nasional
Ketidakpastian ekonomi global, seperti fluktuasi harga komoditas, inflasi global, atau krisis ekonomi di negara-negara besar, berdampak langsung pada Indonesia. Untuk membangun positivisme, Indonesia perlu fokus pada penguatan kapasitas ekonomi domestik melalui:
- Diversifikasi ekonomi, dengan mengurangi ketergantungan pada satu sektor ekonomi tertentu (seperti ekspor komoditas) dan mengembangkan sektor-sektor lain, seperti teknologi dan industri kreatif.
- Peningkatan daya saing, melalui inovasi dan pengembangan teknologi lokal, serta mendorong kewirausahaan untuk menciptakan lapangan kerja baru.
- Pembangunan infrastruktur, baik fisik maupun digital, yang mampu mendukung kelancaran ekonomi dalam negeri dan meningkatkan konektivitas dengan pasar global.
3. Penguatan Ketahanan Sosial
Gejolak politik dan ekonomi global sering kali menyebabkan ketidakstabilan sosial, seperti meningkatnya kemiskinan dan kesenjangan sosial. Untuk menjaga sikap positif di kalangan masyarakat, penting bagi pemerintah untuk menguatkan ketahanan sosial melalui kebijakan-kebijakan seperti:
- Jaring pengaman sosial yang efektif bagi masyarakat yang rentan terdampak oleh krisis ekonomi.
- Peningkatan akses terhadap pendidikan dan kesehatan yang merata, agar masyarakat bisa memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang.
- Pemberdayaan masyarakat, khususnya di daerah-daerah terpencil dan tertinggal, agar mereka dapat turut serta dalam proses pembangunan nasional.
4. Pemimpin yang Visioner dan Berintegritas
Di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik, peran pemimpin yang visioner, berintegritas, dan responsif sangat penting. Pemimpin yang mampu menginspirasi masyarakat untuk tetap optimis, mengambil keputusan yang cepat dan tepat, serta memprioritaskan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi atau kelompok tertentu, akan memperkuat rasa percaya masyarakat terhadap masa depan.
5. Kebijakan Luar Negeri yang Mandiri dan Aktif
Ketidakstabilan geopolitik dunia seperti konflik antar negara, pergeseran aliansi global, atau kebijakan proteksionisme, berdampak pada Indonesia sebagai bagian dari komunitas internasional. Oleh karena itu, Indonesia perlu:
- Menerapkan kebijakan luar negeri yang aktif dan bebas, menjaga hubungan baik dengan berbagai negara tanpa harus terjebak dalam konflik geopolitik global.
- Memperkuat posisi di organisasi internasional, seperti ASEAN, PBB, dan G20, untuk memastikan kepentingan nasional selalu terwakili.
- Memaksimalkan diplomasi ekonomi, dengan mencari peluang perdagangan dan investasi baru di tengah tantangan global.
6. Pemanfaatan Teknologi dan Inovasi
Kemajuan teknologi dapat menjadi salah satu kunci dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi dan geopolitik dunia. Indonesia harus memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi di berbagai sektor, baik di industri, layanan publik, maupun pertanian. Dukungan terhadap inovasi, penelitian, dan pengembangan juga penting agar Indonesia tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga produsen teknologi global.
7. Membangun Kesadaran dan Sikap Positif di Kalangan Masyarakat
Untuk membangun positivisme, perlu ada kesadaran di kalangan masyarakat bahwa setiap tantangan pasti diiringi dengan peluang. Pemerintah bersama masyarakat sipil harus mendorong kampanye yang mempromosikan sikap optimisme dan semangat gotong royong dalam menghadapi masalah ekonomi dan politik global. Media massa dan platform digital juga bisa digunakan sebagai alat untuk menyebarkan pesan positif dan inspiratif, sehingga masyarakat tetap fokus pada upaya kolektif untuk maju.
8. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
Pembangunan sumber daya manusia yang unggul adalah fondasi utama untuk menghadapi tantangan global. Pendidikan berkualitas, pelatihan keterampilan, serta pengembangan karakter yang kuat perlu menjadi prioritas. Dengan SDM yang berkualitas, Indonesia mampu bersaing di kancah global dan mengatasi berbagai tantangan yang ada.
Membangun positivisme bangsa Indonesia di tengah ketidakpastian ekonomi dan ketidakstabilan geopolitik dunia memerlukan pendekatan yang komprehensif, mulai dari penguatan identitas nasional, pembangunan ekonomi, hingga peningkatan kapasitas SDM. Pemimpin yang visioner, kebijakan luar negeri yang mandiri, serta inovasi dan teknologi juga memainkan peran kunci dalam proses ini. Dengan demikian, Indonesia dapat menghadapi tantangan global dengan optimisme dan kesiapan yang lebih baik.
Jakarta, 17 Oktober 2024
Hendri Kampai (Jurnalis/Akademisi/Pengusaha)