PEKANBARU - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Sarmuji mengungkapkan, sebagai subholding upstream, PT Pertamina Hulu Energi sudah berupa seoptimal mungkin dalam melaksanakan alih kelola Blok Rokan dari PT Chevron Pasific Indonesia. Ia menyatakan, jika produktivitas di Blok Rokan meningkat, kemungkinan besar Pertamina bisa mencapai target lifting secara nasional.
“Dengan wilayah kerja, dengan kompleksitas yang tinggi serta skala terbesar di regional Asia Tenggara, pengelolaan Blok Rokan oleh PHR (Pertamina Hulu Rokan) menjadi model alih kelola terbaik, ” ujar Sarmuji kepada media usai memimpin pertemuan Tim Kunspek Komisi VI DPR RI dengan Eselon I Kementerian BUMN, Dirut Pertamina Hulu Energi dan Dirut Pertamina Hulu Rokan di Pekanbaru, Riau, Senin (26/9/2022).
Disampaikan Sarmuji, dalam 1 tahun terakhir pasca alih kelola, Pertamina Hulu Rokan berhasil melakukan 370 pengeboran sumur atau lebih dari tiga kali lipat dari sebelumnya yang hanya 105 pengeboran sumur. Hal ini akan terus dievaluasi oleh Komisi VI DPR RI, karena Pertamina sendiri menargetkan 500 pengeboran sumur produksi di 2022 ini.
“Ini kami dorong supaya sebisa mungkin mendekati 500 sumur, supaya produksinya menjadi lebih besar dan lifting dari Pertamina Rokan Hulu ini meningkat. Syukur-syukur bisa sesuai dengan target yang telah ditetapkan pemerintah dan pertamina. Sumur-sumur baru kami harapkan ditemukan dan sumur-sumur lama kalau bisa direvitalisasi, ya kita revitalisasi, ” tuturnya.
Di sisi lain, Politisi Fraksi Partai Golkar ini mengingatkan agar transfer teknologi dari PT Chevron ke Pertamina Hulu Energi dilakukan dengan tuntas. Agar tidak ada hambatan dalam upaya meningkatkan produktivitas pengeboran minyak dari Blok Rokan. “Kalau transformasi energi berjalan mulus, kendala akibat peralhan pun tidak akan ada. Kami mendorong agar alih teknologi dilakukan secara tuntas, ” tandasnya. (es/aha)